6 Penanganan Pertolongan Resusitasi Jantung dan Paru-Paru

Olahraga berenang selain menyenangkan juga dapat untuk menyehatkan dan memiliki resiko yang dalam melakukannya.

Kecelakaan di Air juga dapat mengakibatkan kematian karena tenggelam dalam kolam renang. Untuk lebih aman dalam melakukan renang, alangkah baiknya untuk anda memahami terlebih dahulu beberapa penyebab kecelakaan dan cara menolongnya.

Berikut ini saya akan menjelaskan sedikit informasi mengenai beberapa pertolongan resusitasi jantung dan paru-paru yang dilakukan dengan tindakan penanganan yaitu sebagai berikut ini.

6 Penanganan Pertolongan Resusitasi Jantung dan Paru-Paru

1). Memastikan Ketidaksadaran

Periksa keadaan korban dengan menepuk atau menggoyangkan korban dengan pelan-pelan dan berteriaklah, "Apa kau baik-baik saja?".

Setelah korban dipastikan tidak sadar, lakukan tindakan untuk membuka jalan napas pada korban, serta memeriksa pernapasan dan sirkulasi.

2). Membuka Jalan Napas

Sebagian besar masalah jalan napas disebabkan oleh lidah. Ketika kepala tertekuk ke arah depan terutama ketika korban berbaring telentang, lidah juga dapat menutupi jalan untuk bernapas.

3). Menentukan Hilangnya Pernapasan

Tentukan hilangnya pernapasan dengan metode melihat-mendengar dan juga merasakan. Tempatkan telingan Anda di samping hidung dan mulut korban dengan wajah menghadap ke dadanya.

Lihat kenaikan dan penurunan dada. Dengarkan dan rasakan ketika udara yang keluar dari mulut atau hidung. Lakukan pemeriksaan ini maksimal dalam waktu 10 detik. Korban yang bernapas dengan baik tidak memerlukan resusitasi.

4). Memberikan Bantuan Pernapasan
Pertolongan Resusitasi Jantung dan Paru-Paru
Bantuan Pernapasan
Jika korban tidak bernapas, berikan bantuan pernapasan setidaknya sebanyak 2 kali. Masing-masing pemberian pernapasan selama 1 detik atau lebih dengan jeda untuk pengambilan napas.

Berikan setidaknya dua napas dengan volume yang cukup untuk membuat dada naik. Jika pernapasan pertama tidak berhasil, ubah posisi kepala korban sebelum mencoba pernapasan kedua.

5). Pemeriksaan Denyut Nadi

Setelah anda memberikan 2 kali pernapasan bantuan, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan hilangnya denyut nadi. Taruh ujung jari telunjuk anda dan jari tengah Anda bersamaan ke sisi leher korban. Jika korban mempunyai denyut nadi akan tetapi tidak bernapas, lakukan bantuan pernapasan.

Pada korban dewasa dilakukan setidaknya sebanyak 10-12 kali per menit (tiap 5-6 detik), sedangkan pada korban bayi atau anak-anak sebanyak 12-20 kali per menit (tiap 3-5 detik) dan periksa nadi setiap 2 menit.

6). Tindakan Pijat Jantung dan Pemberian Napas Buatan
Pertolongan Resusitasi Jantung dan Paru-Paru
RJP (meletakkan tumut tangan di atas
permukaan dada)
Jika korban tidak memiliki denyut nadi, mulai lakukan RJP, yaitu dengan meletakkan tumut tangan di atas permukaan dada. Tekanan berasal dari tubuh dengan meluruskan tangan.

Tekanan dilakukan ke arah jantung. Frekuensi yang dilakukan adalah 60-70 kali per menit. Kompresi harus disertai dengan napas buatan. Jika penolong dua orang, pijat dan berikan napas buatan yang dilakukan dengan frekuensi 15 : 2.

Pemijatan jantung luar ini  harus juga diselingi pemeriksaan pada denyut nadi setiap dua menit. Pertolongan harus juga dihentikan jika kondisi penolong dalam keadaan kelelahan atau ada petugas gawat darurat yang datang.

Sekian sedikit informasi singkat yang dapat saya berikan mengenai penanganan pertolongan resusitasi jantung dan paru-paru, dan semoga poatingan ini dapat bermanfaat dan semoga dapat menambah wawasan anda mengenai pertolongan resusitasi pada jantung dan paru.paru.