Struktur Teks Eksplanasi Beserta Contohnya LENGKAP

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses atau tahapan 'mengapa dan "bagaimana" terjadinya suatu fenomena atau peristiwa yang berkaitan dengan alam, sosial, ilmiah, dan budaya. 

Umumnya teks eksplanasi ini menjelaskan informasi mengenai proses terjadinya suatu fenomena, baik fenomena alam, ilmu pengetahuan, serta kehidupan sosial dan budaya. Jenis teks ini sering ditemukan dalam buku-buku sains, geografi, dan sejarah.


Struktur Teks Eksplanasi

Dalam teks eksplanasi terdapat struktur teks eksplanasi yang terdiri dari pernyataan umum, sebab-akibat, dan interpretasi, berikut ini penjelasannya.

1). Pernyataan Umum

Pernyataan umum berisi tentang suatu topik yang akan dijelaskan proses keberadaannya dan proses terjadinya atau proses terbentuknya.

2.) Urutan Sebab Akibat

Bagian sebab akibat berisi tentang detail penjelasan proses terjadinya suatu peristiwa yang disajikan secara urut atau bertahan dari yang paling awal sampai yang paling akhir.

3). Interpretasi

Bagian interpretasi berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik yang telah djelaskan.

Berikut ini contoh teks eksplanasi :


Media Sosial sebagai Wadah Cyber-Bullying

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih bullying tidak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga menyebar di dunia maya yang dikenal dengan istilah cyber bullying. Cyber-bullying pada era teknologi yang telah berkembang pesat memang sulit untuk dihindari Menurut data terbaru yang dirilis We Are Sociaper Agustus 2017. jumlah pengguna internet di tahun 2017 adalah 3,8 miliar orang dan 2.3 miliar di antaranya aktif menggunakan media sosial.

Anak-anak hingga orang dewasa dapat dengan mudah membuat akun media sosial. Namun penggunaan media sosial sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter memang memudahkan seseorang berinteraksi di dunia maya, tetapi ternyata tidak semua interaksi yang terjadi di sana baik. Bahkan, Instagram merupakan media cyber-bullying nomor satu menurut hasil survei dari lembaga donasi anti-bullying Ditch The Label Tindakan yang dilakukan oleh pelaku cyber-bullying di Instagram biasanya berupa komentar-komentar negatif yang cenderung mengusik korban. 

Biasanya orang-orang yang menggunakan kata-kata kasar pada akun orang lain tersebut karena mereka meyakini bahwa kata-kata mereka tak akan dibaca, sehingga mereka anggap hal itu sebagai cara melampiaskan kemarahan,

Tentunya perilaku tersebut salah dan tidak baik, para haters melakukan bullying tanpa memikirkan efek negatif yang akan dirasakan korban. Korban dapat merasakan kekecewaan, tertekan, menarik diri dari lingkungannya karena tidak punya rasa percaya terhadap dirinya sendin, serta merasa malu terhadap lingkungan sekitar karena komentar-komentar negatif di media sosial tentunya dapat dilihat semua orang. Bahkan, terdapat kasus cyber-bullying yang berakhir pada bunuh diri karena korban tidak dapat menahan rasa malu dan rasa sedih akibat cacian yang ditujukan kepadanya.

Perlu adanya edukasi mengenai tika bertindak di dunia maya, terutama media sosial. Semua orang perlu tahu bahwa segala kegiatan kita terekam dalam dunia digital. Apabila seorang korban merasa tidak nyaman terhadap komentar-komentar dari pelaku cyber-bullying yang sudah terlalu parah seperti sebuah ancaman, korban dapat melaporkannya ke pihak berwenang. Akan ada sanksi atau hukuman kepada pelaku cyber-bullying yang telah melanggar UU ITE.

Sumber: https://www.kompasiana.com shita maharana 5620508ce52379060206 media sosial-sebagai wadah-cyber-bullying

Struktur teksnya:

Pernyataan Umum :


Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, bullying tidak hanya
terjadi di dunia nyata, tapi juga menyebar di dunia maya yang dikenal dengan istilah
cyber-bullying. Cyber-bullying pada era teknologi yang telah berkembang pesat memang
sulit untuk dihindari. Menurut data terbaru yang dirilis We Are Socialper Agustus 2017
jumlah pengguna internet di tahun 2017 adalah 3,8 miliar orang dan 2,9 miliar di
antaranya aktif menggunakan media sosial.

Urutan Sebab Akibat :


Anak-anak hingga orang dewasa dapat dengan mudah membuat akun media
sosial. Namun, penggunaan media sosial sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Media sosial seperti Instagram Facebook Twitter memang memudahkan seseorang berinteraksi di dunia maya, tetapi ternyata tidak semua interaksi yang terjadi di sana baik. Bahkan, Instagram merupakan media cyber-buying nomor satu menurut hasil survei dari lembaga donasi anti-bullying. Ditch The Label Tindakan yang dilakukan oleh pelaku cyber-bullving di Instagram biasanya berupa komentar komentar negatif yang cenderung mengusik korban Biasanya orang-orang yang menggunakan kata-kata kasar pada akun orang lain tersebut karena mereka meyakini bahwa kata-kata mereka tak akan dibaca sehingga mereka anggap hal itu sebagai cara melampiaskan kemarahan

Tentunya perilaku tersebut salah dan tidak baik, para haters melakukan bullying
tanpa memikirkan efek negatif yang akan dirasakan korban Korban dapat merasakan
kekecewaan, tertekan, menarik diri dari lingkungannya karena tidak punya rasa percaya
terhadap dirinya sendiri, serta merasa malu terhadap lingkungan sekitar karena komentar - komentar negatif di media sosial tentunya dapat dilihat semua orang. Bahkan, terdapat kasus cyber-bullying yang berakhir pada bunuh diri karena korban tidak dapat menahan rasa malu dan rasa sedih akibat cacian yang ditujukan kepadanya

Interpretasi :


Perlu adanya edukasi mengenai etika bertindak di dunia maya, terutama media sosial. Semua orang perlu tahu bahwa kegiatan kita terekam dalam dunia digital. Apabila seorang korban merasa tidak nyaman terhadap komentar-komentar dari pelaku cyber-bullying yang sudah terlalu parah seperti sebuah ancaman, korban dapat melaporkannya ke pihak berwenang. Akan ada sanksi atau hukuman kepada pelaku cyber-bullying yang telah melanggar UU ITE.