Niat Puasa Ramadhan Yang Benar Beserta Artinya

Niat Puasa Ramadhan Yang Benar Beserta Artinya

Niat puasa ramadhan yaitu merupakan satu hal yang sangat krusial dalam setiap melaksanakan ibadah. Khususnya ibadah puasa Ramadan. 

Sebagaimana hadis Nabi Saw. yaitu “sesungguhnya sahnya amal ibadah adalah digantungkan kepada niat”. (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Sehingga niat puasa ramadhan yaitu menjadi sebuah kunci sahnya dalam ibadah puasa ramadhan.

Pelaksanaan niat puasa Ramadan yaitu adalah pada malam hari, yakni waktunya mulai dari terbenamnya matahari sampai sengan sebelum terbitnya fajar shadiq. 

Niat puasa ramadhan adalah sesuatu yang sangat disahkan dalam menjalankan puasa ramadhan yaitu sebagai berikut.
Baca Juga : Panduan Bacaan Bilal dan Jamaah Untuk Shalat Tarawih
Imam Ahmad, Abu Daud, al Tirmidzi, An Nasa’i dan juga Ibnu Majah meriwayatkan hadis dari Hafshah Ummul Mukminin ra. bahwa Nabi Saw. bersabda yaitu sebagai berikut.

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

Artinya : Siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”

Niat puasa Ramadan juga dilakukan setiap hari selama bulan puasa. Karena setiap hari itu ibadah mustaqillah atau independen, tidak dapat dikaitkan dengan hari sebelumnya atau setelahnya. 

Jika seseorang menggabungkan niat hanya di awal malam hari pertama bulan Ramadan untuk seluruh puasa selama satu bulan , maka hal ini  juga dianggap tidak cukup atau masih kurang.

Adapun memperbarui niat puasa Ramadan pada setiap malam hanya berhukum sunnah, akan tetapi jika puasanya terputus karena sakit atau haid maka beliau wajib memperbarui niat untuk seluruh sisah hari lainnya pada bulan Ramadan.

Dengan ibadah shalat yang hanya perlu satu niatan saja untuk dapat seluruh pelaksanaan setiap rakaat, yakni merupakan tidak perlu niat di setiap rakaat shalat, begitu pula dengan puasa Ramadan, cukup wajib berniat di awal bulan untuk seluruh hari pada bulan Ramadan. 

Bagi warga Indonesia yang bermadzhab syafi’i juga hendaknya melaksanakan niat setiap malam hari selama bulan Ramadan ini.

Niat tempatnya yaitu adalah di dalam hati. Sehingga tidak disyaratkan melafalkan niat, akan tetapi itu adalah merupakan  sunnah. 

Makan sahur di malam hari juga tidak cukup mewakili niat puasa, jika tidak dibarengi di dalam hatinya untuk dapat berniat puasa. 

Yang harus diperhatikan dalam niat puasa Ramadhan yaitu adalah wajib menjelaskan niat puasa fardlu Ramadan. Tidak cukup hanya berniat puasa saja, dan juga harus dijelaskan puasa Ramadan.

Minimal niat dalam puasa ramadhan adalah “saya niat puasa Ramadan”, tanpa harus dengan kata fardhu, karena puasa Ramadan telah jelas ke-fardhuan-nya. 
Baca Juga : Salat Tarawih - Tata Cara dan Bacaan Niat Salat Tarawih Sendiri
Tidak perlu menjelaskan dengan kata “besok” karena telah terwakili dengan kata Ramadan, di mana memang pelaksanaannya pada bulan Ramadan, dan juga telah jelas bahwa esok hari masih bulan Ramadan.

Sedangkan niat yang paling sempurna dalam puasa ramadhan yaitu adalah ,“saya berniat hendak berpuasa besok untuk dapat menunaikan fardlu-nya puasa Ramadan tahun ini semata-mata karena Allah Ta’ala”. Teks arabnya yaitu yang berbunyi.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لله تعالى

Arab : Nawaitu shauma ghadin an adai fardli Ramadani hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Perlu menjadi catatan bahwa dalam perspektif ilmu kebahasaan, jika meniatkan dengan kata “ramadani” maka harus “hadzihis sanati”. 

Karena lafal ramadhan di-idhafah-kan kepada “hadzihis sanati“, sehingga tanda jar-nya tidak menggunakan fathah lagi, dan mengandung arti Ramadannya tahun ini. Tetapi jika meniatkan dengan kata “ramadana” maka harus “hadzihis sanata”. 

Karena lafal Ramadan kedudukan kalimatnya menjadi mudhaf ilaih saja yang harus di baca Jar.

Tanda jar-nya adalah dengan menggunakan fathah, karena lafal Ramadan itu berhukum isim ghairu munsharif dan posisinya tidak mudhaf. 

Sedangkan “hadzihis sanata” di baca nasab dengan fathah karena beliau menduduki posisi menjadi dharaf zaman yang artinya menjadi puasa Ramadhan pada tahun ini.

Jika seseorang masih memiliki sebuah tanggungan puasa qadha yang belum dibayar hingga masuk bulan Ramadan lagi, beliau wajib menyertakan kata “ada’an”  pada niat puasa Ramadhan, karena beliau juga masih memiliki tanggungan qadla puasa Ramadhan juga. 

Beliau juga harus menyertakan penjelasan “hadzihis sanati” (tahun ini) sebagai pembeda dengan puasa tahun lalu yang belum beliau jalankan. 

Niat puasa Ramadan tersebut adalah pertama: wajib niat di dalam hati setiap malam di bulan Ramadan. Kedua, wajib menjelaskan dengan kata Ramadan di setiap niatnya. 

Ketiga jika tidak berniat di malam hari yakni merupakan antara setelah terbenamnya matahari sampai dengan terbitnya fajar, maka puasanya tidak sah. Terakhir, wajib mengqadla’ puasanya di hari lain selain bulan puasa Ramadan.

Demikianlah informasi mengenai niat puasa ramadhan yang benar beserta artinya yang dapat anda gunakan dalam menjalankan ibadah puasa.