Puisi Selamat Hari Ibu Terbaru 2019 Yang Menyentuh Hati
Ada seseorang yang cintanya begitu tulus kepada kita. Seperti udaya yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangnya kepada kita, Bila kita menangis ia selalu bersedih. Dia selalu ingin berusaha kita tertawa bahagia. Siapa dia?? Adalah IBU kita.
Ibu adalah merupakan kunci sukses keberkahan dalam kehidpan kita. Kalau kita ingin meraih ridho Allah maka raihlah ridho kedua orang tua kita. Raihlah ridho IBU kita, Karena tanpa ridhonya hidup kita hampa dan tak akan pernah berarti apa-apa.
Sebelumnya maafkan aku ibu, Maafkan anakmu ini Ibu. Sejak lahir hingga dewasa aku selalu saja menyusahkanmu hidupmu Ibu. Tak akan bisa balas jasa-jasamu. Tak Akan Bisa Ibu. Meskipun aku mmberimu rumah yang mewah untukmu, Tak akan bisa menggantikan kenyamanan rahimmu, saat ku menginap di sama selama sembilan bulan.
Hari demi hari, Minggu demi minggu, Dan bulan demi bulan. Bertambah berat dan nakalnya tendanganku di dalam rahimmu. Namun tidak membuatmu enggan membawaku kemanapun engkau pergi. Engkau tidak mau kehilanganku, Sampai sekarang tidak pernah kau tagih uang sewa rahimmu padaku ibu.
Ibu tak akan bisaku bayar pengorbananmu, Tak akan bisa ku bayar! Takakan bisa ku bayar pengorbanan nyawamu sewaktu melahirkanku. Nafasmu bisa saja berhenti sewaktu - waktu dan untuk selamanya. Tapi semua itu kau lakukan demi aku anakmu, untuk dapat melihat terangnya dunia.
Ibu adalah cinta abadi, Sebuah cinta yang luar biasa, seseorang yang membantu mengatasi semua masalah Anda, dia adalah salah satu yang benar-benar peduli. Ibu, engkau segalanya bagiku, aku sangat menyayangimu.
Cinta semua ibu sama indahnya! Apapun profesinya, di manapun tempat kerjanya semua ibu punya cinta yang sama untuk anak-anaknya. Beruntunglah kita yang kecil bisa dekat dengan ibu dan merasakan cinta kasihnya yang sangat indah.
Ibu adalah segalanya di hidupku, Kata kata tidak dapat mengatakan betapa aku mencintaimu ibu. Betapa aku berhutang dan bangga akan ibu. Aku harap ibu juga tahu bahwa aku anakmu yang akan selalu ada untukmu. Cium tangannya, Cium kakinya, Itu merupakan pintu surga dan meraih ridho Allah bersama kita.
Pada hari ini tanggal 8 desember 2019 saya akan membuat postingan mengenai kumpulan puisi hari ibu 2019 yang menyentuh hati. Pada puisi ini saya mengumpulkan puisi tersebut dari berbagai sumber di youtube, dan pastinya telah saya berikan nama pengarang dari puisi tersebut dan sudah saya tentukan puisi yang menyentuh hati dan terbaik dari puisi yang lainnya. Berikut ini beberapa puisi hari ibu terbaru 2019 yang menyentuh hati.
1). PUISI UNTUK MAMA
2). IBU
3). TERIMA KASIH IBU
4). DEAR IBU
5). IBU (2)
6). UNTUK IBU
7). BULAN UNTUK IBU
8). IBU (3)
Itulah kumpulan puisi hari ibu 2019 yang menyentuh hati, Puisi yang menyentuh hati diatas juga dapat anda bagikan terutama pada ibu tersayang anda. Semoga puisi hari ibu yang menyentuh hati diatas dapat bermanfaat untuk sahabat sekalian, sekian dan terima kasih.
Ibu adalah merupakan kunci sukses keberkahan dalam kehidpan kita. Kalau kita ingin meraih ridho Allah maka raihlah ridho kedua orang tua kita. Raihlah ridho IBU kita, Karena tanpa ridhonya hidup kita hampa dan tak akan pernah berarti apa-apa.
Sebelumnya maafkan aku ibu, Maafkan anakmu ini Ibu. Sejak lahir hingga dewasa aku selalu saja menyusahkanmu hidupmu Ibu. Tak akan bisa balas jasa-jasamu. Tak Akan Bisa Ibu. Meskipun aku mmberimu rumah yang mewah untukmu, Tak akan bisa menggantikan kenyamanan rahimmu, saat ku menginap di sama selama sembilan bulan.
Hari demi hari, Minggu demi minggu, Dan bulan demi bulan. Bertambah berat dan nakalnya tendanganku di dalam rahimmu. Namun tidak membuatmu enggan membawaku kemanapun engkau pergi. Engkau tidak mau kehilanganku, Sampai sekarang tidak pernah kau tagih uang sewa rahimmu padaku ibu.
Ibu tak akan bisaku bayar pengorbananmu, Tak akan bisa ku bayar! Takakan bisa ku bayar pengorbanan nyawamu sewaktu melahirkanku. Nafasmu bisa saja berhenti sewaktu - waktu dan untuk selamanya. Tapi semua itu kau lakukan demi aku anakmu, untuk dapat melihat terangnya dunia.
Ibu adalah cinta abadi, Sebuah cinta yang luar biasa, seseorang yang membantu mengatasi semua masalah Anda, dia adalah salah satu yang benar-benar peduli. Ibu, engkau segalanya bagiku, aku sangat menyayangimu.
Cinta semua ibu sama indahnya! Apapun profesinya, di manapun tempat kerjanya semua ibu punya cinta yang sama untuk anak-anaknya. Beruntunglah kita yang kecil bisa dekat dengan ibu dan merasakan cinta kasihnya yang sangat indah.
Ibu adalah segalanya di hidupku, Kata kata tidak dapat mengatakan betapa aku mencintaimu ibu. Betapa aku berhutang dan bangga akan ibu. Aku harap ibu juga tahu bahwa aku anakmu yang akan selalu ada untukmu. Cium tangannya, Cium kakinya, Itu merupakan pintu surga dan meraih ridho Allah bersama kita.
Pada hari ini tanggal 8 desember 2019 saya akan membuat postingan mengenai kumpulan puisi hari ibu 2019 yang menyentuh hati. Pada puisi ini saya mengumpulkan puisi tersebut dari berbagai sumber di youtube, dan pastinya telah saya berikan nama pengarang dari puisi tersebut dan sudah saya tentukan puisi yang menyentuh hati dan terbaik dari puisi yang lainnya. Berikut ini beberapa puisi hari ibu terbaru 2019 yang menyentuh hati.
1). PUISI UNTUK MAMA
Ditulis oleh: Gaung Kosong
Untuk mama...
selama aku hidup, kau selalu di sini, di dekatku, memelukku
dengan hangat melalui doa di setiap sholatmu.
Mama...
aku tahu, aku belum bisa menjadi anak yang membanggakan. malah
lebih banyak aku membuat kesal. tetapi itulah fase, kita sama-
sama belajar untuk saling memahami bukan?
Mungkin aku tak pernah bisa mengembalikan air susu yang telah kau
beri, walau dengan permata dari lautan terdalam sekalipun. kau
pun tak pernah menuntut balas. kau hanya ingin melihatku sukses
dengan caramu membesarkanku.
Ma...
aku paham...
waktu tak selamanya mengingat kita, aku mengerti jika nanti ada
saatnya waktu memisahkan pelukan kita. tetapi kasih sayangmu
akan selalu ada di sini, di hatiku.
Mama...
teringat saat lalu kala melihat satu foto, aku sebegitu kecilnya
berada di ayunan dan kau dengan senyummu berdiri di
belakangku. dan kini, aku lebih tinggi darimu,
bahkan untuk melihat wajahku kau harus sedikit mendongak.
Lucu ya, ma. tapi di balik itu
semua, aku sadar, itu pertanda waktu kita bersama makin sedikit.
Terkadang aku lupa, di saat aku tumbuh makin dewasa, sudah
terlarut sibuk dengan rutinitasku sebagai manusia dewasa, aku
lupa bahwa kau masih berjuang bekerja hingga kau sendiri lupa,
kau juga bertambah tua.
Aku cinta mama.
namun cinta mama jauh lebih besar dari konsep cinta yang pernah
kukenal.
Menyampaikan cintaku harusnya tak mengenal hari, tapi di hari ini
aku hanya berharap ini adalah momen pas. karena aku bukan
tipikal anak yang pandai mengekspresikan perasaanku.
Aku hanya ingin kau tahu,
bahwa aku cinta mama,
melebihi apapun dari anakmu, selamat hari ibu, ma.
dan jika aku memiliki waktu seratus tahun lagi untuk memelukmu,
Untuk mama...
selama aku hidup, kau selalu di sini, di dekatku, memelukku
dengan hangat melalui doa di setiap sholatmu.
Mama...
aku tahu, aku belum bisa menjadi anak yang membanggakan. malah
lebih banyak aku membuat kesal. tetapi itulah fase, kita sama-
sama belajar untuk saling memahami bukan?
Mungkin aku tak pernah bisa mengembalikan air susu yang telah kau
beri, walau dengan permata dari lautan terdalam sekalipun. kau
pun tak pernah menuntut balas. kau hanya ingin melihatku sukses
dengan caramu membesarkanku.
Ma...
aku paham...
waktu tak selamanya mengingat kita, aku mengerti jika nanti ada
saatnya waktu memisahkan pelukan kita. tetapi kasih sayangmu
akan selalu ada di sini, di hatiku.
Mama...
teringat saat lalu kala melihat satu foto, aku sebegitu kecilnya
berada di ayunan dan kau dengan senyummu berdiri di
belakangku. dan kini, aku lebih tinggi darimu,
bahkan untuk melihat wajahku kau harus sedikit mendongak.
Lucu ya, ma. tapi di balik itu
semua, aku sadar, itu pertanda waktu kita bersama makin sedikit.
Terkadang aku lupa, di saat aku tumbuh makin dewasa, sudah
terlarut sibuk dengan rutinitasku sebagai manusia dewasa, aku
lupa bahwa kau masih berjuang bekerja hingga kau sendiri lupa,
kau juga bertambah tua.
Aku cinta mama.
namun cinta mama jauh lebih besar dari konsep cinta yang pernah
kukenal.
Menyampaikan cintaku harusnya tak mengenal hari, tapi di hari ini
aku hanya berharap ini adalah momen pas. karena aku bukan
tipikal anak yang pandai mengekspresikan perasaanku.
Aku hanya ingin kau tahu,
bahwa aku cinta mama,
melebihi apapun dari anakmu, selamat hari ibu, ma.
dan jika aku memiliki waktu seratus tahun lagi untuk memelukmu,
2). IBU
Ibu kau telah melahirkanku dengan taruhan nyawamu,
kau telah membesarkanku dengan keringatmu,
kau berikan semua kasih sayangmu untukku,
kau merawatku dengan sepenuh hatimu,
dan engkau juga mendidikku dengan penuh kasih sayang.
Ibu kau yang mengajariku berjalan,
engkau juga yang mengajariku berbicara,
siang dan malam kau habiskan waktumu untukku,
panas dan dingin kau selalu berjuang untukku.
kau telah membesarkanku dengan keringatmu,
kau berikan semua kasih sayangmu untukku,
kau merawatku dengan sepenuh hatimu,
dan engkau juga mendidikku dengan penuh kasih sayang.
Ibu kau yang mengajariku berjalan,
engkau juga yang mengajariku berbicara,
siang dan malam kau habiskan waktumu untukku,
panas dan dingin kau selalu berjuang untukku.
3). TERIMA KASIH IBU
Ibu setelah apa yang kau lakukan itu,
aku menyadari betapa berharganya dirimu itu,
kau akan selalu tinggal di hatiku,
hingga ajal menjemputmu.
Ibu terimakasih atas pengorbanan mu,
terima kasih atas kasih sayang mu,
terimaksih atas waktu mu,
terimakasih atas segala yang kau berikan untukku,
meski aku tahu rasa terimakasih tidak berarti untuk mu,
tidak akan bisa membayar jasa-jasa mu.
aku menyadari betapa berharganya dirimu itu,
kau akan selalu tinggal di hatiku,
hingga ajal menjemputmu.
Ibu terimakasih atas pengorbanan mu,
terima kasih atas kasih sayang mu,
terimaksih atas waktu mu,
terimakasih atas segala yang kau berikan untukku,
meski aku tahu rasa terimakasih tidak berarti untuk mu,
tidak akan bisa membayar jasa-jasa mu.
4). DEAR IBU
Maka aku adalah matahari,
yang akan menyurutkannya.
Dan jika lukamu adalah darah,
Maka aku adalah lintah yang,
akan menghapuskannya.
Bu,
segala keluhmu adalah ceria,
menarik sekaligus sakit bagiku.
Menarik untuk kudengar,
sekaligus sakit kurasakan,
tak ada yang lebih teduh dari senyummu.
Dan tak ada bahagia,
yang paling bahagia,
selain melihat wajahmu,
yang tergaris indah di sana.
Bagiku,
segala objek yang ternetra adalah,
pencahayaan yang begitu mempesona.
Kecuali perihmu,
yang entah berapa kali kau mencoba,
untuk kusembunyikan dariku.
yang akan menyurutkannya.
Dan jika lukamu adalah darah,
Maka aku adalah lintah yang,
akan menghapuskannya.
Bu,
segala keluhmu adalah ceria,
menarik sekaligus sakit bagiku.
Menarik untuk kudengar,
sekaligus sakit kurasakan,
tak ada yang lebih teduh dari senyummu.
Dan tak ada bahagia,
yang paling bahagia,
selain melihat wajahmu,
yang tergaris indah di sana.
Bagiku,
segala objek yang ternetra adalah,
pencahayaan yang begitu mempesona.
Kecuali perihmu,
yang entah berapa kali kau mencoba,
untuk kusembunyikan dariku.
5). IBU (2)
Pengarang : Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat.
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan.
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku….
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat.
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan.
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku….
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…
6). UNTUK IBU
Ibu ...
tak terasa sekarang anakmu,
sudah menginjak dewasa.
Semakin diriku dewasa,
semakin aku mengerti,
arti dari semua,
pengorbananmu selama ini.
Namun sayang ...
semakin dewasa diriku,
semakin aku jauh,
dari kasih sayangmu.
Jujur ...
jika aku harus memilih,
aku akan memilih untuk menetap,
dimasa kecilku ibu.
Karena ketika itu diriku dipeluk,
ketika itu diriku ditimang,
dan ketika itu diriku ditidurkan,
hingga terlelap.
Ibu ...
aku sangat merindukanmu,
aku rindu dengan pelukan hangatmu,
aku rindu dengan kasih sayangmu,
da aku rindu dengan,
senyuman manismu.
Namu sayangnya ...
semua kerinduan itu hanya sebatas rasa,
yang tidak akan pernah kurasakan,
setiap harinya seperti dulu.
Karena sekarang aku sudah dewasa,
dan aku harus menggapai cita-citaku,
untuk dapat membahagiakanmu ibu.
Ibu ..
Jika aku tanya siapa,
pahlawan yang kukenal,
maka akan kusebut namamu,
terlebih dahulu,
karena aku tahu kau lebih,
dari pahlawan bagiku.
Karena dengan jiwa yang kau punya,
kau lahirkan aku kedunia lewat,
kasih sayangmu yang tak terhingga.
Ibu ...
maafkan aku yang selalu,
mengecewakanmu,
maafkan aku yang pernah,
melukai hatimu,
dan maafkan aku jika kehadiranku,
hanya menjadi beban bagimu.
Mungkin hanya kata maaf,
yang bisa kuberikan untuk,
sekedar menutupi semua,
kesalahan kesalahan dulu.
Dan pesanku yang terakhir,
kuucapkan terimakasih banyak,
atas semua pengorbananmu,
selama ini.
Dan semoga,
semua pengorbananmu selama ini,
mendapat balasan dan ridho,
dari allah swt.
Aamin ...
tak terasa sekarang anakmu,
sudah menginjak dewasa.
Semakin diriku dewasa,
semakin aku mengerti,
arti dari semua,
pengorbananmu selama ini.
Namun sayang ...
semakin dewasa diriku,
semakin aku jauh,
dari kasih sayangmu.
Jujur ...
jika aku harus memilih,
aku akan memilih untuk menetap,
dimasa kecilku ibu.
Karena ketika itu diriku dipeluk,
ketika itu diriku ditimang,
dan ketika itu diriku ditidurkan,
hingga terlelap.
Ibu ...
aku sangat merindukanmu,
aku rindu dengan pelukan hangatmu,
aku rindu dengan kasih sayangmu,
da aku rindu dengan,
senyuman manismu.
Namu sayangnya ...
semua kerinduan itu hanya sebatas rasa,
yang tidak akan pernah kurasakan,
setiap harinya seperti dulu.
Karena sekarang aku sudah dewasa,
dan aku harus menggapai cita-citaku,
untuk dapat membahagiakanmu ibu.
Ibu ..
Jika aku tanya siapa,
pahlawan yang kukenal,
maka akan kusebut namamu,
terlebih dahulu,
karena aku tahu kau lebih,
dari pahlawan bagiku.
Karena dengan jiwa yang kau punya,
kau lahirkan aku kedunia lewat,
kasih sayangmu yang tak terhingga.
Ibu ...
maafkan aku yang selalu,
mengecewakanmu,
maafkan aku yang pernah,
melukai hatimu,
dan maafkan aku jika kehadiranku,
hanya menjadi beban bagimu.
Mungkin hanya kata maaf,
yang bisa kuberikan untuk,
sekedar menutupi semua,
kesalahan kesalahan dulu.
Dan pesanku yang terakhir,
kuucapkan terimakasih banyak,
atas semua pengorbananmu,
selama ini.
Dan semoga,
semua pengorbananmu selama ini,
mendapat balasan dan ridho,
dari allah swt.
Aamin ...
7). BULAN UNTUK IBU
Pengarang : Raudal Tanjung Banua
Ibu, di tubuhmu yang tabu untuk kusentuh
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan
demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulan
Akan bangkit gairah yang runtuh
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikan
Tungku-tungku telah dinyalakan
Kutu-kutu telah ditindas
dari rambut. Sagu-sagu telah ditebang
dari lahan gambut. Susu-susu sudah diperas
dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk
dari lumbung dan lesung
Lalu, apalagikah yang belum genap
dari tubuhmu, Ibu?
Di tubuhmu bersarang seluruh
rangrang dan burung-burung
luruh sayap. Pisau tak bersarung
Alu yang berderap.
Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi
penuh cakap
tapi tidak tentang kepulangan!
Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang,
milik ajal dan gairah tak tertahankan
Agar bangkit segala yang runtuh,
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenanganku
Begitulah Ibu, tubuhmu menjelma jadi sepotong labu
dalam arus pikiranku
hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut
ke laut pengembaraan
Maka di ujung puisi ini, sebelum turun hujan
Kujadikan engkau bulan.
Ibu, di tubuhmu yang tabu untuk kusentuh
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan
demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulan
Akan bangkit gairah yang runtuh
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikan
Tungku-tungku telah dinyalakan
Kutu-kutu telah ditindas
dari rambut. Sagu-sagu telah ditebang
dari lahan gambut. Susu-susu sudah diperas
dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk
dari lumbung dan lesung
Lalu, apalagikah yang belum genap
dari tubuhmu, Ibu?
Di tubuhmu bersarang seluruh
rangrang dan burung-burung
luruh sayap. Pisau tak bersarung
Alu yang berderap.
Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi
penuh cakap
tapi tidak tentang kepulangan!
Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang,
milik ajal dan gairah tak tertahankan
Agar bangkit segala yang runtuh,
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenanganku
Begitulah Ibu, tubuhmu menjelma jadi sepotong labu
dalam arus pikiranku
hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut
ke laut pengembaraan
Maka di ujung puisi ini, sebelum turun hujan
Kujadikan engkau bulan.
8). IBU (3)
Pengarang : KH Mustofa Bisri
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawah
darimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam.
Mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawah
darimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam.
Mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
Itulah kumpulan puisi hari ibu 2019 yang menyentuh hati, Puisi yang menyentuh hati diatas juga dapat anda bagikan terutama pada ibu tersayang anda. Semoga puisi hari ibu yang menyentuh hati diatas dapat bermanfaat untuk sahabat sekalian, sekian dan terima kasih.